Rabu, 16 Februari 2011

Sejatinya Seorang Ratu Tenis Dunia



Kim Clijsters sekali lagi membuktikan bahwa impossible is nothing. Keberhasilan dia merebut kembali posisi nomor satu dunia menunjukkan hal tersebut.

Apalagi sebelumnya ia juga sukses merebut gelar paling bergengsi di cabang tenis, yakni grand slam. Bahkan tidak tanggung-tanggung, dua gelar grand slam sekaligus direbut petenis Belgia itu secara beruntun untuk menggenapi koleksi dua gelar grand slam dia sebelumnya.

Lewat kesuksesannya itu, Clijsters seolah ingin membungkam orang-orang yang sebelumnya pernah meragukan kemampuan dia saat memutuskan untuk comeback pada 11 Agustus 2009 silam. Kala itu, memang tidak sedikit orang yang mempertanyakan keputusan Clijsters untuk kembali ke dunia yang telah membesarkan namanya itu.

Betapa tidak, selama hampir dua tahun sejak ia memutuskan gantung raket, banyak bermunculan petenis muda berbakat, salah satunya petenis yang dia geser posisinya dari posisi nomor satu Caroline Wozniaki (Denmark). Ditambah lagi dengan eksistensi duo Williams (Venus dan Serena) yang belum tergoyahkan.

Namun, seiring berjalannya waktu, semua keraguan itu akhirnya sirna. Clijsters membuktikan bahwa dialah sejatinya ratu tenis dunia.

''Saya akan mencoba di Prancis (Open), saya sangat senang bisa kembali menjadi nomor satu,'' tutur Clijsters yang langsung mendapat karangan bunga raksasa berbentuk nomor 1 dari direktur turnamen Paris Open yang sekaligus mantan petenis nomor satu Prancis Amelie Mauresmo.

Petenis berusia 27 tahun yang sebelumnya pernah dua kali menduduki rangking satu dunia itu, kemarin resmi kembali menduduki posisi terhormat tersebut setelah mengalahkan petenis Australia Jelena Dokic 6-3, 6-0 di perempat final Paris Open.

Clisjters memang hanya perlu masuk posisi empat besar di turnamen ini untuk bisa menjadi petenis nomor wahid dan itu tidak disia-siakannya.

''Saya mengucapkan terima kasih atas semua dukungan yang diberikan dan saya berharap bisa memenangi turnamen ini. Menyenangkan rasanya bisa merebut posisi ini, tapi ini tidak mengubah apa pun pada saya secara pribadi,'' kata Clijsters yang menduduki posisi puncak pada 2003 selama 12 pekan dan pada 2006 selama tujuh pekan sebelum kemudian memutuskan gantung raket pada 6 Mei 2007 karena ingin konsentrasi mengurus keluarganya.

Mundurnya mantan petenis nomor satu dunia Maria Sharapova karena sakit memang memperbesar peluang Clijsters untuk merebut gelar kedua tahun ini. Namun ia tidak mau terlalu optimistis.

Karena bagi dia semua lawan itu berat. Untuk itu, fokusnya kini adalah menghadapi laga semifinal melawan Kaia Kanepi.

''Saya tidak merasa tertekan. Begitu pun untuk pertandingan besok melawan Kaia (Kanepi). Saya hanya agak terlambat panas saat melawan Jelena (Dokic),'' tandas Clijsters. 



Source : http://www.mediaindonesia.com/mediaperempuan/index.php/read/2011/02/15/5020/10/Sejatinya-Seorang-Ratu-Tenis-Dunia

0 komentar:

Posting Komentar