Kamis, 03 Maret 2011

Lara Logan, Wartawan Tangguh di Zona Perang



Sebagai wartawan perang berpengalaman, nyali yang ditunjukkan Lara Logan saat menyusup ke medan berbahaya tak perlu dipertanyakan. Kepala Koresponden Luar Negeri untuk CBS News tersebut, telah lebih dari sepuluh tahun makan asam garam meliput berbagai pertempuran.

Sejak bergabung sebagai koresponden CBS News pada 2002, Logan secara tak kenal lelah berupaya menembus akses ke tempat-tempat berbahaya. Pada 2003, contohnya, kendaraan militer yang ditumpanginya tiba-tiba terbalik karena melindas sebuah ranjau di tepi jalan.

Pada 11 Februari 2011, sebuah peristiwa tragis menimpa Logan.
Pada hari itu sebuah peristiwa bersejarah terjadi di Kairo. Orang nomor satu di negara itu Hosni Mubarak lengser. Massa yang berkerumun di Tahrir Square pun tidak bisa menutupi rasa senangnya.

Di saat itu pula Logan sedang meliput bersama para kru. Namun kerumunan massa yang luar biasa banyak, Logan terpisah dari kru. Sekelompok demonstran memukuli dan melakukan pelecehan seksual terhadapnya.

Sekelompok perempuan dan 20 tentara Mesir menyelamatkan Logan dari keberingasan kelompok demonstran itu. Logan baru diberangkatkan ke Amerika Serikat keesokan harinya, untuk mendapatkan perawatan intensif.Kekerasan yang dialami wartawan CBS ini, telah menorehkan luka dalam bagi sebagian jurnalis yang sedang tugas di sana.

Pekerja Ulet
Siapa Lara Logan? Perempuan kelahiran 29 Maret 1971 itu telah menceburkan diri ke dalam dunia jurnalistik sejak di bangku SMA. Karier pertamanya sebagai wartawan paruh waktu di The Sunday Tribune, Durban.Kemudian menjadi produser di Reuters. Namun dia juga pernah bekerja sebagai hostess di Water Club, East River dua dekade lalu.

Bahkan dari pengakuannya, Logan pernah menyambi sebagai model pakaian renang saat masih sekolah. Ia pun pernah sebagai pembantu di Paris meski hanya sebentar.

Selama berkarier di dunia jurnalistik, Logan acap kali dituding sering menggunakan pesona fisiknya untuk menembus sumber berita. Tuduhan-tuduhan semacam itu tidak membuatnya risau.

''Tidak ada seorang jurnalis pun yang tidak akan mengakui mereka menggunakan setiap keuntungan yang mereka miliki,'' tukasnya.

Dalam bertugas, dia tidak berbeda dengan wartawan laki-laki. Logan pun bisa melakukan berbagai cara untuk mengambil hati pihak militer.
''Sejumlah lelaki dari latar belakang militer memanfaatkan hubungan dengan militer. Sejumlah lelaki sangat sporty menghadapi narasumber dengan bermain sporty,'' katanya.

Akan tetapi, keberhasilan Logan mendaki eselon atas jurnalisme penyiaran di Amerika Serikat tidak akan berhasil tanpa kekuatan, keberanian, dan kasih sayang yang ditunjukkannya.

Sebelum mengalami kekerasan seksual yang brutal di Mesir, Logan telah mendapat kesulitan di negeri piramid tersebut. Dia dan krunya sempat disekap dengan mata tertutup pada awal Februari lalu oleh otoritas Mesir. Akan tetapi, wartawan perang senior itu tetap ingin kembali ke sana untuk melaporkan kemelut yang terjadi.

''Ya, aku akan kembali. Tapi, itu semua tergantung pada keadaan. Jika aku bisa mendapatkan wawancara dengan Hosni Mubarak, aku akan kembali besok. Apakah aku cuma akan melemparkan diri ke sana? Tidak, itu tidak terlihat cerdas,'' tegasnya sebelum kembali ke negeri yang sedang bergolak tersebut.

Logan menceritakan pengalamannya dengan pemerintah Mesir, yang memisahkan beberapa anggota kru dan menyekap mereka semalaman. ''Mereka membiarkan kami tahu secara tidak gamblang. Mereka mengikuti kami. Mereka tahu siapa kami. Mereka memotret kami ketika mata kami ditutup,'' kisahnya tentang insiden itu.

Meski pun kru CBS segera kembali ke AS, Logan mengaku merasa gagal. ''Sangat sulit berada jauh dari kisah ini. Aku merasa seperti orang gagal, secara profesional. Aku tidak berhasil menyampaikan berita. Sudah mengalir dalam darahku untuk berada di sana dan di jalanan, untuk mendengarkan orang-orang, dan memberikan laporan terbaik semampuku,'' ujarnya.

Namun, ibu dua anak itu mengatakan bahaya di Mesir tampaknya serius. ''Aku menempatkan keluargaku ke dalam situasi yang sangat sulit. Sangat mudah melihat ke belakang dan berkata mengapa kau tidak tinggal. Tapi kami tidak aman.''

Logan diperbolehkan keluar dari rumah sakit pada 15 Februari 2011. Saat ini, ia sedang dalam masa pemulihan di rumah bersama keluarganya di wilayah Washington, D.C.

Kekerasan seksual yang dialami Logan juga membuat prihatin mantan atasannya, Janet Leissner, yang menjalankan CBS biro Washington selama delapan tahun hingga 2009. Dia mengungkapkan, Logan dulu pernah mengalami kekerasan di Baghdad dan pulang dengan gigi patah serta mulut penuh darah, tapi tetap meneruskan pekerjaannya.

''Dia tangguh seperti paku dan seorang perempuan yang sangat ulet. Aku tidak heran jika dia berpikir untuk kembali,'' katanya. 



Writer : Yulia Permata Sari
Source : http://www.mediaindonesia.com/mediaperempuan/index.php/read/2011/02/18/5055/10/Lara-Logan-Wartawan-Tangguh-di-Zona-Perang

0 komentar:

Posting Komentar